Sejarah Institut Pertanian Bogor (IPB)


IPB awalnya adalah Fakultas Pertanian (A) dan Fak Kedokteran Hewan (B) Universitas Indonesia. Fak A dipimpin oleh Prof. Thojib Hadiwidaja sebagai Dekan dan  Prof. Iskandar Titus sebagai Dekan Fak B. 

Persiapan menjadi universitas otonom dilakukan sejak 1954 dengan Prof. Thojib sebagai Ketua Tim Persiapan merangkap ketua tim pribumisasi (Indonesianisasi) tenaga pengajar. Dosen-dosen masih campuran orang Belanda dan Indonesia (sedikit). Para mahasiswa tingkat IV yang cerdas-cerdas disiapkan menjadi dosen dan dikirim ke USA melalui Kentucky Project. Prof. AM Satari, misalnya, mendapat gelar MSc dulu sebelum INSINYUR Kehutanan.  Setelah jadi Ir, beliau lalu berangkat lagi ke USA dengan proyek yang sama untuk mengambil PhD ilmu tanah. Pak AM Satari diminta oleh Prof. Thojib mengembangkan Deptemen Ilmu-ilmu Tanah. Pada tahun 1970 Pak Satari menjadi Rektor IPB sampai tahun 1978.

Mata kuliah dasar, seperti matematika di akhir 50 dan awal 60 dibantu oleh Drs. Rawuh dari ITB. Adapun asisten matematikanya adalah Pak Andi Hakim Nasoetion. Pada awal tahun 1960, Prof. Thojib meminta Pak Andi memperkuat matematika terapan untuk perancangan percobaan pertanian. Akhirnya pak Andi pada tahun 1961 memilih North Carolina State Univesity untuk S3 karena waktu itu di sana ada Prof. Cochran yang menulis text book Experimental Design. Setiba di NCSU pak Andi ditanya Ketua Dept Statistika NCSU mengapa memilih NCSU. Jawabannya "I want to be a student of Prof. Cochran". Ketua Dept Statistika NCSU bilang "Hmm ....Dr. Cochran is now at Iowa, but you don't have to worry, you will be supervised by Dr. Cockerham, a wellknown quantitative genetician and plant breeder. Same quality as Cochran..". Akhirnya Pak Andi PhD under Prof. Cockerham. Prof Cockerham sangat dikagumi para saintis dunia, sehingga di tahun 1987 pd usia ke 70 diadakan kongres genetika kuantitatif dunia yang memadukan berbagai ilmu kuantitatif dan molekuler. 

Pak Andi kembali ke Indonesia setahun setelah IPB resmi jadi Universitas otonom. Pada saat itu Prof. Kampto Utomo (nama asli Prof. Sajogjo), sebagai Rektor IPB memanggil Pak Andi untuk mengembangkan metode-metode kuantitatif di IPB. Tetapi terjadi delay karena situasi politik nasional. Tahun 1968 Pak Andi menjadi Dekan Fak Pertanian sambil mengembangkan unit biometrika. Sejak saat itulah IPB dikenal sebagai universitas kuantitatif, karena sejak awal semua jurusan sudah digeber dengan matematika mutakhir, aljabar matrix, teori peluang, dan statistika inferensia. Unit Biometrika IPB tahun 1972 dikembangkan menjadi Dept. Statistika dan Komputasi dengan Lab Komputasi berbasis mesin punch card bantuan Ford Foundation. 

Ketika Pak Andi menjadi Rektor 1978, dibangun FSM (Fak Sains dan Matematika) yang menjadi FMIPA tahun 1982. Di dalam tulisannya tahun 1980 (Kompas) Pak Andi menyebutkan bahwa IPB akan menjadi sebuah universitas yang kuat dalam ilmu-ilmu dasar kealaman, ilmu sosial, ekonomi, matematika, psikologi, dan pengembangan masyarakat. Maka tahun 2000 IPB membentuk Fak Ekonomi dan Manajemen. Lalu tahun 2004 pimpinan IPB membentuk cluster analysis IPB dan lahirlah Fakultas Ekologi Manusia. 

Tidak mustahil kelak akan lahir Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan.

Sumber : Grup WA Alumni Fak Kehutanan IPB A'35
Sejarah Institut Pertanian Bogor (IPB) Sejarah Institut Pertanian Bogor (IPB) Reviewed by Suheri on Wednesday, September 02, 2015 Rating: 5

No comments:

Top Category 1

Powered by Blogger.