Baca Episode Sebelumnya :SIMMAN
(Episode 4)
Setelah sekian tahun lamanya Sim mengasingkan diri dan Yam juga entah nyangkut di Ranch mana. Pada hari ini bulan Rajab taun 1626 H Sim dan Yam akhirnya bertemu dan bersama kembali. Bersama dalam tanda kutip. Sim masih tetep di bumi Rua Jurai dan Yam telah diketahui nyangkut di tiang listrik [ngga ding, maksudnya nyangkut di kawasan hutan beton Jayaraya sono]. Tapi walopun gitu sebenernya tuh bocah berdua kayaknya malah sering ketemu-anya deh.
(Come Back)
Bulan Februari, bulan dengan background berwarna pink. Penuh dengan simbol-simbol hati dan bunga rosemary. Di sengaja ato ga di sengaja lope-lope ada dalam genggaman Simpanse dan Ayam. Dua makhluk beda jenis namun satu hati akhirnya bertemu. Ini kisah mereka.
Sim : “Genggam erat tanganku Neng…erat dan lebih erat lagi. Jangan pernah lepas walau barang sedetik pun. Aku sangat rindu…Rindu serindu-rindunya”
Yam : “Aduh abang, Saya tau kita teh emang beda baik dari jenis maupun bentuk. Tapi abang jangan maksain kita untuk sama2 jadi binatang pengerat dong. Susah Bang…”
Sim : “Pengerat ??? Ko pengerat sih Neng…
Yam : “Iyah abang kan td bilang gitu”
Sim : “Dasar Oneng…tadi abang bilang “ERAT” >> E-R-A-T lain pengerat. Hhhh Oon teh teu leungit2”
Jejak kaki tertinggal, langkah pun makin menjauh. Taman bunga kini ada dihadapan mereka. Merah, hijau, kuning warna-warni. Ayam nampaknya sangat senang dengan pemandangan disana. Mereka pun terbawa suasana. Udara Jayaraya yang menyengat tak dihiraukan. Ayam sibuk memilih bunga warna-warni. Simpanse setia mendampingi dan sesekali belagak sibuk ikut membantu.
Cahaya matahari surut, pergantian waktu akan segera dimulai. Simpanse mengantar ayam menuju sarangnya. Dalam perjalanan pulang…
Sim : “Abang pengen minta pendapat Neng. Kayaknya abang bakal ngejalanin tugas lagi yang lumayan cukup jauh. Boleh ndak…”
Yam : “Kemana Bang?”
Sim : “Rimba Belawan tepatnya di Utara Andalas”
Yam : “Kok jauh amat sih bang. Kita khan baru ketemu”
Sim : “Iya juga sih Neng”
Yam : “Neng sih ga bisa berbuat apa2. Demi kebaikan kita berdua, Neng rela. Tapi nanti abang balik lagi khan…”
Sim : “Ya iyalah Neng. Abang pasti pulang, Abang khan sayang Eneng..(PRETTTT) ”
Sangat berat memang. Baru bertemu kini sudah harus berpisah kembali. Saya sebagai penulis cerita ini sangat yakin akan janji dan kesetiaan Simpanse. Esok mereka berjanji akan bertemu dalam satu kasih kembali. Tapi Gw ga yakin dengan dengan kata “Esok” ini kapan waktunya...(sOe).
(Come Back)
Bulan Februari, bulan dengan background berwarna pink. Penuh dengan simbol-simbol hati dan bunga rosemary. Di sengaja ato ga di sengaja lope-lope ada dalam genggaman Simpanse dan Ayam. Dua makhluk beda jenis namun satu hati akhirnya bertemu. Ini kisah mereka.
Sim : “Genggam erat tanganku Neng…erat dan lebih erat lagi. Jangan pernah lepas walau barang sedetik pun. Aku sangat rindu…Rindu serindu-rindunya”
Yam : “Aduh abang, Saya tau kita teh emang beda baik dari jenis maupun bentuk. Tapi abang jangan maksain kita untuk sama2 jadi binatang pengerat dong. Susah Bang…”
Sim : “Pengerat ??? Ko pengerat sih Neng…
Yam : “Iyah abang kan td bilang gitu”
Sim : “Dasar Oneng…tadi abang bilang “ERAT” >> E-R-A-T lain pengerat. Hhhh Oon teh teu leungit2”
Jejak kaki tertinggal, langkah pun makin menjauh. Taman bunga kini ada dihadapan mereka. Merah, hijau, kuning warna-warni. Ayam nampaknya sangat senang dengan pemandangan disana. Mereka pun terbawa suasana. Udara Jayaraya yang menyengat tak dihiraukan. Ayam sibuk memilih bunga warna-warni. Simpanse setia mendampingi dan sesekali belagak sibuk ikut membantu.
Cahaya matahari surut, pergantian waktu akan segera dimulai. Simpanse mengantar ayam menuju sarangnya. Dalam perjalanan pulang…
Sim : “Abang pengen minta pendapat Neng. Kayaknya abang bakal ngejalanin tugas lagi yang lumayan cukup jauh. Boleh ndak…”
Yam : “Kemana Bang?”
Sim : “Rimba Belawan tepatnya di Utara Andalas”
Yam : “Kok jauh amat sih bang. Kita khan baru ketemu”
Sim : “Iya juga sih Neng”
Yam : “Neng sih ga bisa berbuat apa2. Demi kebaikan kita berdua, Neng rela. Tapi nanti abang balik lagi khan…”
Sim : “Ya iyalah Neng. Abang pasti pulang, Abang khan sayang Eneng..(PRETTTT) ”
Sangat berat memang. Baru bertemu kini sudah harus berpisah kembali. Saya sebagai penulis cerita ini sangat yakin akan janji dan kesetiaan Simpanse. Esok mereka berjanji akan bertemu dalam satu kasih kembali. Tapi Gw ga yakin dengan dengan kata “Esok” ini kapan waktunya...(sOe).
Chimpanzee and Chicken Story
Reviewed by Suheri
on
Saturday, May 27, 2006
Rating:
No comments: