Resiko adalah suatu bagian dari sebuah aktifitas yang tidak dapat dipisahkan keberadaanya. Karena sifat resiko yang identik dengan sesuatu yang buruk, sebisa mungkin kita berusaha menghidari terjadinya resiko. Padahal sebuah resiko pasti ada dari aktifitas yang dilakukan. Resiko jika dikelola dengan baik justru malah akan sangat bermanfaat sebagai salah satu faktor penentu sebuah keputusan.
Ngomongin masalah resiko, gw jadi ingat tentang sebuah perusahaan yang mengeluarkan kebijakan tentang lembur. Untuk pertama kali perusahaan tersebut menerapkan sistem absensi secara online. Jam datang dan jam pulang dicatat secara real time. Bulan pertama percobaan berjalan dengan baik dengan target adalah pengujian sistem dan pembiasaan. Namun apa yang terjadi pada bulan kedua?
Bulan kedua, analisa keputusan yang menyangkut disiplin kerja, durasi kerja dan lembur ketika mulai diterapkan memicu terjadinya ketidak-puasan terutama pada perhitungan lembur karyawan. Perlu diketahui, perhitungan lembur sebelum menggunakan absensi online adalah menggunakan sistem kepercayaan. Mereka mencatat sendiri dan managemen tinggal menghitung waktu lembur atas dasar laporan yang mereka buat.
Gw memaklumi jika penerapan absensi online secara real time ini membawa dampak. Namum jauh-jauh hari sebelum sistem ini diterapkan gw mulai menghitung resiko dan kemungkinan yang akan timbul. Mulai dari pembuatan kesepakatan tentang aturan main jam lembur, pembuatan aktualisasi kegiatan sampai penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dari sistem tersebut.
Ketidak-puasan tersebut pada akhirnya dapat diselesaikan, namun pekerjaan rumah yang berikutnya muncul adalah tentang komunikasi internal. Kesalahan informasi dan komunikasi yang kadang atau bahkan sering terjadi dapat menimbulkan efek-efek yang kurang bagus. Usaha untuk arah perbaikannya sudah mulai dijalankan. Belum membudaya dan masih perlu kerja keras untuk mengefektifkannya.
Managemen Resiko
Reviewed by Suheri
on
Sunday, December 04, 2011
Rating:
No comments: