Ceritanya begini :
Seorang kurir diamanatkan oleh pemilik barang untuk mengantar sebuah bingkisan kepada seorang kolega di daerah Jakarta. Sebelumnya sang kurir pernah mengirim bingkisan tersebut namun selalu gagal dan pengiriman yang sekarang merupakan kiriman barang yang ketiga.
Setelah selesai mengirim barang, sang kurir tersebut akhirnya kembali ke kantor si pemilik barang. Karena si pemilik merasa tidak yakin dengan bingkisan tersebut, dia pun menanyakan kepada si kurir :
Si Pemilik : "Bingkisannya diterima?"
Kurir : "Diterima Pak"
Ditengah pembicaraan tersebut, tiba-tiba sebuah pesan singkat masuk kepada si pemilik. Setelah dibuka ternyata SMS dari sang kolega yang isinya ungkapan penolakan secara halus atas kiriman bingkisan tersebut.
Sang pemilik pun kecewa dengan penolakan tersebut. Si pemilik masih belum sadar atas apa yang sedang terjadi. Dia pun mengungkapkan kekecewaannya atas berita yang baru saja masuk tersebut kepada kawannya yang kebetulan sedang berada disana. Sang kurir terdiam seribu bahasa, raut mukanya langsung berubah. Dia tertunduk dan tidak bisa berkata apa-apa.
Sementara si pemilik sedang mengungkapkan kekecewaan kepada kawannya tersebut, si kurir pamit pulang. Saat itu si pemilik baru sadar dengan situasi yang sedang terjadi. Ada sesuatu yang bertolak belakang dengan situasi yang baru saja terjadi.
Sementara si pemilik sedang mengungkapkan kekecewaan kepada kawannya tersebut, si kurir pamit pulang. Saat itu si pemilik baru sadar dengan situasi yang sedang terjadi. Ada sesuatu yang bertolak belakang dengan situasi yang baru saja terjadi.
Tidak lama berselang, sang kurir melalui rekannya mengembalikan bingkisan yang ia bawa untuk diantarkan ke kolega si pemilik tadi. Rekan kurir tersebut akhirnya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi saat pengiriman barang. Si Kolega mengembalikan barang tersebut sambil berkata :
"Saya tidak bersedia menerima barang ini, kembalikan kepada si pemilik dan seandainya dia tidak mau ambil saja dan buat kamu !"
Ujian Kejujuran apa Kebohongan?
Reviewed by Suheri
on
Friday, December 09, 2011
Rating:
No comments: