Titip Tristan, Rose dan Edelweis

Kali kedua ditujuan yang sama aku kembali menemui Bogor. Selasa 23 Feb jam 18.30 aku sampai di Bogor, Kaki ini masih terpaku ketika aku menuruni tangga bis MGI jurusan Bandung-Bogor. Kayanya malas banget untuk segera pulang kekosan. Aku putuskan untuk mampir dulu ke masjid raya Bogor [sholat magrib]. Uuuuhhhh.. sejuk banget di dalam masjid ini, tenang, damai dan ngebuat betah untuk tinggal berlama-lama disini.

Aku kembali ke Bogor tanpa jelas alasan, ga tau mau ngapain. Hingga satu hari sebelum acara wisuda itu berlangsung, aku masih belum dapat konfirmasi dari dia, jadi diwisuda atau tidak? Keyakinan membawaku aku harus pergi ke Bogor. Biarkan aku berjudi dengan keberuntungan dan semoga aku bisa bertemu.

Hujan mengguyur Bogor petang itu, selesai sholat aku masih bingung mau kemana. Aku meraih sepatu dari tempat penitipan di masjid itu. Hati kecilku berbisik "Jalan saja keluar masjid dan pasti kamu temukan tujuanmu". Di tepi jalan saat ku dongakan mukaku aku menemukan seraut wajah yang benar-benar sangat aku kenal. Kaget dan ga percaya dengan apa yang kulihat, aku mimpi, aku mungkin menghayal. Tapi yakin banget ini benar, dia jawaban dari semua tujuanku ke Bogor.

Bersamanya akhirnya akupun pulang ke Darmaga, aku terus berkhayal tentang rencana. Rencana untuk membahagiakan dia di hari wisuda esok hari. Rabu pagi jam 07-an di hari 'H' aku coba hubungi dia memastikan jam berapa dia berangkat ke GWW [Gedung Warna Warni tempat wisudaan digelar], Telphone terputus, rupanya dia masih merias tubuhnya. Akhir pembicaraan dia janji mau sms gw janjian ketemu langsung di lokasi. Daripada gw tungguin di lokasi mending gw tunggu dia di Grawida aja lebih aman.

Sekitar jam 8 lebih aku liat dia, loh ko cuman bertiga [dia, mamihnya, sama satu orang cowok] katanya keluarga yang dari Bandung mau pada datang. Langsung aku hampiri, jarak 1 meter persis aku ada dibelakang dia tapi dia ko sama sekali ga menyadari kehadiranku :(

Aku ko mulai curiga dengan cowok yang disebelahnya. Dari face, aku yakin itu bukan abangnya tapi aku ga mau bersu'uzon dulu kali aja dia sodaranya. Aku kembali mundur jaga jarak, dia berhenti karena saat itu dia bertemu dengan temen-temannya. Lama dia ngobrol dan sesekali photo bareng. Cowo yang ngedampingi dia sepertinya banyak kenal dengan temen-temannya itu. Kecurigaanku makin bertambah, tapi aku belum yakin kalo cowo itu adalah As [Mantan dia dulu yang pernah dia ceritain]. Aku harus cari informasi, meyakinkan cowok itu siapa.

Yap gw ada ide, gw mo tanya salah satu wisudawan yang baru saja ngobrol dengan cowo itu. Eh bener, dia si As. Duarrrrrrrrrrrr AAAARRRRGGGGGGHHHHHHH !!!! Hmmm aku tau jawabnya. Kecurigaanku ternyata bener. Kini aku mulai paham, pantas kenapa dia terus ngehindar. ternyata ini rencana dia. Okeh.

~Bunga ini harus tetap sampai
Bunga terakhir ini harus ada ditangannya
Bunga yang hampir layu ini harus menyampaikan rasaku
Tristan, Rose, Edelweis tolong do'akan yah
Pertemukan aku dengannya

Untuk mengucapkan selamatku
Selamat atas semuanya~

Di GWW tidak kutemukan, Auditorium juga tidak kutemukan. Tapi di kosan pasti dia akan kembali ke situ. Titip ya Mbak... Tristan, Rose, Edelweis kamu di sini aja yah, Sampaikan salamku buat dia.

Semoga aku sedang bermimpi..
Yam lo ga tau, kenapa aku bela-belain ke sini tapi lo sekarang kaya gitu. Selamat ya Yam lo sukses. Semoga lo pun bisa bahagia. Bye Yam...

.:: the end story and tragis mamen ::.
Titip Tristan, Rose dan Edelweis Titip Tristan, Rose dan Edelweis Reviewed by Suheri on Thursday, June 17, 2004 Rating: 5

No comments:

Top Category 1

Powered by Blogger.