Ada banyak harapan ketika raga ini kembali ke bumi Pakuan. Merengkuh mimpi-mimpi seperempat windu lalu…Dalam hati ini ada harapan juga do’a, semoga dirimu kutemukan…Saat perayaan kampus mataku ingin menyaksikan rupa ayu tubuhmu menghisai hari itu…
Angin malam setia mengantarku ke ujung mimpi. Memacu roda meninggalkan setiap putaran rimba pengembaraan. Di sebuah kursi peron Stasiun Gambir aku duduk menanti mentari pagi. Tak sebatang rokok ataupun segelas kopi menemani, yang ada hanya sebuah harapan untuk segera tiba ke tujuan.
: Tak ada yang menjemput, tak ada yang menunggu hampa dan aku sendiri
Hari pertama merangkum sebuah firasat untuk esok hari. Kenapa diriku seperti terasing di negeri sendiri. Tanpa teman, tanpa sahabat juga tanpa kehangatan.
Bogor mengisahkan sepi
Ketika hujan tanpa payung
dan
Ketika kaki membisu oleh satu kisah keheningan
Satu kalimat membangunkan sebuah mimpi, : dirimu benar tidak kutemukan… Jejak wangi arua tubuh sudah tidak ada lagi disana. Sirna terhapus oleh deras hujan September. Hujan…jika kemarin engkau sempat tau kapan dia pergi tolong kabari aku. Jika dia sempat bercerita tentang keluhnya kasih tau aku. Aku telah kehilangan dan tak tau kemana dia pergi…
Angin malam setia mengantarku ke ujung mimpi. Memacu roda meninggalkan setiap putaran rimba pengembaraan. Di sebuah kursi peron Stasiun Gambir aku duduk menanti mentari pagi. Tak sebatang rokok ataupun segelas kopi menemani, yang ada hanya sebuah harapan untuk segera tiba ke tujuan.
: Tak ada yang menjemput, tak ada yang menunggu hampa dan aku sendiri
Hari pertama merangkum sebuah firasat untuk esok hari. Kenapa diriku seperti terasing di negeri sendiri. Tanpa teman, tanpa sahabat juga tanpa kehangatan.
Bogor mengisahkan sepi
Ketika hujan tanpa payung
dan
Ketika kaki membisu oleh satu kisah keheningan
Satu kalimat membangunkan sebuah mimpi, : dirimu benar tidak kutemukan… Jejak wangi arua tubuh sudah tidak ada lagi disana. Sirna terhapus oleh deras hujan September. Hujan…jika kemarin engkau sempat tau kapan dia pergi tolong kabari aku. Jika dia sempat bercerita tentang keluhnya kasih tau aku. Aku telah kehilangan dan tak tau kemana dia pergi…
Ketika Bogor di Siram Hujan
Reviewed by Suheri
on
Sunday, October 10, 2004
Rating:
No comments: