Pandemi coronavirus sampai hari ini belum juga menunjukan tanda-tanda akan berakhir. Seluruh aktivitas yang melibatkan orang banyak terhenti. Banyak jadwal kegiatan, acara, konser, lomba dan acara besar lainnya yang terpaksa ditunda atau bahkan dibatalkan. Resiko penyebaran yang tinggi mengharuskan semua orang untuk tinggal di rumah. Pertanyaan umum yang diajukan banyak orang, sampai kapan wabah ini akan berakhir?
Sebagai makhluk sosial kita butuh bersosialisasi, butuh beraktivitas, butuh berolahraga untuk mendukung kesehatan tubuh supaya kuat melawan virus corona. Sebagai seorang pelari, saat ini keinginan terbesarnya adalah bisa berlari bersama rekan-rekan komunitas di alam terbuka. Latihan di dalam rumah sudah terlalu jenuh.
Pertanyaannya apakah berlari di luar aman?
Menurut sumber yang saya dikutip dari artikel di https://www.runnersworld.com/ bahwa untuk berlari di luar masih aman, selama anda berlari sendirian dan pada daerah yang tidak ramai orang. Profesor David Nieman seorang pakar kesehatan dari Appalachian State University melalui jurnalnya yang diterbitkan dalam Journal of Health and Sport Scince menjelaskan, ketika orang berkumpul bersama dan seseorang bersin atau batuk, kemudian droplet yang keluar bisa saja tersentuh oleh orang dan orang tersebut menyentuh wajahnya tentunya ini akan sangat berbahaya. Jika anda sudah mengetahui jalur mana saja yang sepi dari kerumunan orang, anda bisa merencanakan lari dengan baik dan berlari sendirian.
Aktivitas fisik 30 hingga 60 menit dengan intensitas sedang secara teratur dapat membantu sistem kekebalan tubuh untuk mencegah virus. Nieman memperingatkan agar tidak melakukan olahraga secara berlebihan yang dapat berdampak buruk bagi tubuh ketika harus memerangi virus. Pastikan anda mengetahui kondisi di daerah anda masing-masing. Apakah sedang ada pembatasan atau ada anjuran untuk karantina mandiri. Jika anda sedang sakit atau beresiko terhadap penyebaran virus, sebaiknya anda tidak perlu untuk berlari diluar.
Profesor Erin Bromage, Ahli Imunologi Komparatif dan Profesor Biologi di Universitas Massachusetts Darthmounth, setuju bahwa ada manfaat kesehatan dari olahraga selama masa pandemi. Tapi dia memperingatkan pelari untuk mempertimbangkan lingkungan mereka sebelum memulai latihan. Pelari dapat melepaskan lebih banyak partikel virus karena pernafasan dalam, tapi waktu paparan juga jadi berkurang karena kecepatan mereka bergerak. "Tolong tetap jaga jarak fisik, walaupun resiko infeksinya rendah," tulis Bromage. Ia merekomendasikan tindakan pencegahan dasar seperti mencuci tangan setelah berolahraga dan tidak menyentuh wajah.
Berapa jarak aman coronavirus saat kita berlari?
Jika melihat pedoman standar jarak fisik adalah sejauh 1,5 meter, tapi apakah ini berlaku untuk orang yang sedang berlari? Sebuah penelitian yang menunjukan potensi droplets menyebar melebihin 1,5 meter jika seseorang berjalan, jogging atau bersepeda, tentu saja ini menimbulkan kekhawatiran. Tetapi penelitian ini masih dalam proses peninjauan oleh para ahli untuk pengujian hasilnya.
Para peneliti mengatakan jarak aman 1,5 meter didasarkan pada orang yang diam. Tetapi ketika orang bergerak, mereka menemukan droplets yang dapat bergerak lebih jauh dan berpotensi menginfeksi siapa saja yang ada disekitarnya.
Pemodelan komputer ini menunjukan gerak droplets yang dikeluarkan dari pernapasan atau saat bersin. Droplets dapat mengalir hingga 5 meter ke belakang dan mengenai orang yang berjalan dengan kecepatan 4 km/jam dan bisa mencapai hingga 10 meter di belakang orang yang sedang berlari dengan kecepatan 14,4 km/jam.
Para penulis tersebut mengatakan untuk amannya lebih baik berlari atau berjalan secara berdampingan dan menjaga jarak 1,5 meter, atau jika memungkinkan dalam satu baris setidaknya berjarak 4-5 meter untuk pejalan kaki, 10 meter untuk lari dan bersepeda lambat serta 20 meter untuk bersepeda cepat.
Tetapi hasil penelitian ini masih perlu diuji karena masih berupa simulasi komputer. Belum dilakukan penelitian mendalam yang melibatkan partisipasi manusia serta faktor lainnya seperti kondisi lingkungan dan arah angin yang dapat mempengaruhi gerak droplets.
Saran terbaik tetap mengikuti anjuran pemerintah, menjaga jarak 1,5 - 2 meter. Saat melakukan olahraga berpasangan, seperti berlari maka pertahankan setidaknya 1,5 meter dari siapa pun, termasuk pejalan kaki atau sesama pelari. Jika seorang pelari atau pengendara sepeda batuk atau bersin, agar menutup mulut mereka dan menjauh dari orang-orang.
Konsekuensi dari saran ini, bahwa untuk melakukan olahraga lari atau bersepeda pada trek/jalur yang sempit dan ramai sebaiknya dihindari karena resiko menyentuh atau jarak yang terlalu dekat dengan orang lain akan sangat beresiko. Olahraga dapat juga dilakukan lebih awal atau lebih pagi saat kondisi masih sepi.
Lari menggunakan masker
Anjuran pemerintah agar mengenakan masker saat beraktifitas atau bepergian ke tempat umum berguna untuk mencegah penyebaran virus. Baik virus dari diri kita sendiri maupun orang lain, terutama saat berinteraksi dalam jarak dekat.
Bagaimana jika kita sedang berolahraga, apakah perlu menggunakan masker? Ini menjadi permasalahan tersendiri, mengenakan masker saat berolahraga dapat mengganggu pasokan oksigen ke paru-paru. Sehingga bisa menyebabkan kesulitan bernapas, engap (iskemia) atau bahkan paru-parunya bisa kolaps/bocor atau dalam istilah medisnya disebut pneumotoraks.
Berlari di luar tidak ada bedanya saat kita melakukan aktivitas lain di luar ruangan. Pada dasarnya kita hanya berusaha untuk menghindari kontak dengan orang dalam jarak dekat. Tujuan mengenakan masker adalah melindungi orang lain dari resiko yang ada pada diri kita. Maka jika memperhatikan dampak mengenakan masker saat berlari tadi, sebaiknya dalam melakukan aktifitas lari dilakukan sendirian serta upayakan menghindari orang lain. Mungkin ini adalah upaya terbaik yang dapat kita lakukan selain menggunakan masker saat berlari.
Bagaimana jika saat berlari kita bertemu dengan pelari lain atau kerumunan orang?
Berinteraksi dengan orang lain lebih dari 5 tidak disarankan. Lalu bagaimana jika saat berlari, kita bertemu dengan pengguna jalan lain? Langkah yang harus dilakukan adalah melindungi diri anda sendiri serta orang-orang di sekitar anda dengan cara menyebar dan menjaga jarak aman setidaknya 1,5m dari pelari lain juga hindari sentuhan tangan yang tidak perlu seperti tos atau berjabat tangan.
Bisakah coronavirus disebarkan melalui keringat?
Menurut Gugus Tugas Covid-19, penularan virus corona terjadi antara orang-orang yang berhubungan dekat satu sama lain dan melalui tetesan pernapasan (droplets) yang keluar saat batuk atau bersin, bukan dari keringat.
Apakah sistem kekebalan tubuh saya lebih lemah paska olahraga atau setelah latihan keras?
Ketika anda menghabiskan simpanan glikogen dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh anda tidak berfungsi sebaik biasanya. Itu berarti jika dalam beberapa jam setelah anda berlari dalam jarak jauh seperti Half Marathon atau Marathon, saat terpapar oleh orang yang sakit flu atau yang terkena virus corona, pertahanan tubuh anda akan menurun. Selain itu, tekanan mental dan fisik yang disebabkan karena lari marathon atau latihan yang sangat keras tadi dapat meningkatkan peluang untuk jatuh sakit.
Catatan akhir :
Pada dasarnya ke-tidak-aktif-an fisik selama isolasi mandiri COVID-19 adalah ancaman serius bagi kesehatan mental dan fisik manusia. Mempertahankan atau meningkatkan aktivitas fisik adalah salah satu bagian yang paling penting selama masa pandemi.
Pada negara-negara dimana olahraga di luar ruangan tidak dilarang, melakukan aktifitas bersepeda, lari dan berjalan kaki adalah cara yang sangat bagus untuk memenuhi atau melampaui batas yang dianjurkan WHO yaitu melakukan aktifitas fisik selama 150 menit dalam intensitas sedang atau 75 menit intensitas tinggi per minggu.
Sumber :
https://www.runnersworld.com/news/a31439358/running-during-coronavirus/
https://www.cbsnews.com/news/running-coronavirus-pandemic-social-distancing/
https://theconversation.com/how-to-keep-a-coronavirus-safe-distance-when-youre-jogging-or-cycling-136235
diakses tanggal 26 Mei 2020 pukul 14:50 WIB
Bagaimana Berlari Aman di Tengah Kekhawatiran Coronavirus?
Reviewed by Suheri
on
Tuesday, May 26, 2020
Rating:
No comments: