Kepuh Rubuh Aset Desa Sumber Kulon Majalengka


Global warming tidak untuk dunia saja tapi juga untuk Sumber. Kita tidak bisa pasrah begitu saja dengan lingkungan yang semakin menjadi-jadi. Harusnya kita belajar pada Kepuh Rubuh. Kepuh rubuh adalah potret nyata gerakan penghijauan di Sumber. Dia sendiri dan hanya seorang diri mengampanyekan pentingnya pohon bagi kehidupan. Kenapa dia begitu peduli?

Di Sumber, pohon yang sebesar pohon Kepuh bisa dihitung dengan jari atau bisa jadi cuma pohon kepuh satu-satunya. Harusnya kita bisa meniru geraakan yang dilakukan oleh Kepuh Rubuh. Tapi apa ya harus kita mengkeramatkan semua pohon diseluruh Sumber, agar tidak ada yang berani menebang ?

Dulu kita pernah punya pohon-pohon besar seperti Kepuh Rubuh, sebut saja Jati Sena (Tectona grandis), Beringin (Ficus benjamina) di depan balai desa Sumber Wetan, Pohon Baujan (Samanea saman) di lapangan SD Impres/SD Danasari dan Pohon Asem yang kini lokasinya telah dibangun masjid Al Barokah. Semuanya telah menghilang dimakan usia dan keserakahan manusia. Hampir tidak ada yang peduli dengan kondisi pepohonan Sumber. Kedepan jangan berharap sumber mata air di desa Sumber akan mengalir terus, jangan juga berharap pada hujan yang turun tak tentu waktu.

Mari kita mulai dengan menanam pohon minimal satu orang satu pohon. Tidak masalah yang ditanam itu pohon jenis apa yang penting bisa membuat rindang rumah kita. Mangga misalnya, selain membuat teduh rumah kita buahnya juga bisa kita manfaatkan buahnya. Baujan/ Trembesi (Samanea saman) tajuknya yang sangat lebar bisa meneduhkan lingkungan yang lebih luas, Jati punya nilai ekonomis, Mahoni (Mahagoni macrophyla), Pete (Parkia speciosa Hassk), Asem (Tamarindus indica L.) dan masih banyak lagi pohon produktif lainnya.

Kembali ke pohon Kepuh tadi, sebagian orang mungkin masih belum tau apa itu Kepuh dan kenapa orang Sumber menyebutnya tempat sungil ? Saya akan deskripsikan sedikit tentang pohon Kepuh.

Kepuh atau disebut juga Pranajiwa dalam bahasa latin disebut Sterculia foetida Linn. merupakan salah satu spesies tanaman di Indonesia yang berasal dari Afrika Timur, Asia Tropik dan Australia. Tanaman ini berupa pohon yang cukup besar dengan tinggi mencapai 30 meter. Tanaman Kepuh dapat tumbuh dengan cepat dan merupakan spesies yang setiap bagian organ tubuhnya banyak bermanfaat bagi kehidupan manusia. 

Di beberapa daerah di Jawa Tengah, tanaman kepuh hanya dijumpai ditempat-tempat yang dianggap keramat seperti kuburan, punden (kuburan atau sumber air atau tempat yang dikeramatkan), sehingga masyarakat mengenalnya sebagai tanaman keramat. Buah kepuh yang bentuknya cukup unik yaitu terdiri dari 5 benjolan (lokus) cukup besar dengan berat kurang lebih 1 – 3 kg sering masyarakat menamakan sebagai buah ”Genderuwo”. Biji-biji kepuh dibiarkan jatuh dan tidak dimanfaatkan secara optimal karena banyak orang yang takut untuk memanfaatkannya.

Sebenarnya tanaman Kepuh sudah dikenal masyarakat terutama di Jawa tengah dan Jawa Barat karena tanaman ini telah lama dimanfaatkan sebagai tanaman yang berkhasiat obat. Semua bagian tanaman dari kulit batang, daun atau buah dan bijinya sering dimanfaatkan sebagai campuran jamu. Kulit pohon dan daun dapat digunakan sebagai obat untuk beberapa penyakit antara lain rheumatic, diuretic, dan diaphoretic. Kulit buah Kepuh juga dapat digunakan sebagai bahan ramuan untuk membuat kue dan bijinya dapat dimakan. Kayu pohonnya dapat digunakan sebagai konstruksi bangunan rumah, bahan pembuat kapal, kotak kontainer, dan kertas pulp. 

Biji kepuh mengandung minyak nabati yang terdiri atas asam lemak yaitu asam sterkulat yang berumus molekul C19H34O2. Asam lemak ini dapat digunakan sebagai ramuan berbagai produk industri seperti kosmetik, sabun, shampoo, pelembut kain, cat, dan plastik. Asam lemak minyak Kepuh juga dapat digunakan sebagai zat adaptif biodiesel yang memiliki titik tuang 18oC menjadi 11,25oC.

Secara ekologis, tanaman kepuh juga berfungsi sebagai mikro habitat hewan tertentu. Di Taman Nasional Komodo (Pulau Komodo) dilaporkan bahwa populasi burung kakak tua jambul kuning (Cacatua subphurea parvula) yang dilindungi menggunakan dan memanfaatkan pohon Kepuh sebagai sarangnya. Selain itu karena pohon Kepuh memiliki tajuk dan perakaran yang cukup besar, maka dapat berfungsi sebagai pengatur siklus hidrologi karena akarnya dapat menahan air tanah dengan kapasitas yang cukup besar.

Kepuh Rubuh Aset Desa Sumber Kulon Majalengka Kepuh Rubuh Aset Desa Sumber Kulon Majalengka Reviewed by Suheri on Friday, October 09, 2009 Rating: 5

No comments:

Top Category 1

Powered by Blogger.