Selamat Hari Ibu

Setelah menempuh sebelas jam perjalanan menggunakan kereta, pagi ini akhirnya aku tiba di kampung halaman Majalengka. Ibu sudah menyambut anak pertamanya yang sekarang lagi embuh dengan penuh suka cita. 

Kepulangan ini bukan mendadak, oktober kemarin sebenarnya sudah direncanakan mudik. Kesibukan yang juga embuh menggagalkan rencana tersebut. Sampai pada hari ini baru bisa menyempatkan pulang.

Ngga tau, setiap pulang selalu ada kesedihan yang dibawa. Disini penuh cinta dan kasih sayang dari dua orang perempuan yang selalu aku hormati. Satu perempuan telah tiada, tinggal ibu satu-satunya yang aku punya. 

Ibu tidak setangkas lagi seperti dulu. Jalannya tertatih, sudah ngga kuat kalo lama-lama berdiri. Ibu terlihat semangat dengan kepulanganku. Menyiapkan sarapan,  memasak makanan kesukaan anaknya. Masakan ibu selalu yang terenak sejagat raya.

Playlist 90an mengiringi makan siangku. Suara nyanyian itu mampu menembus dimensi masa lalu. Makan makanan yang sama di tempat yang sama. Nostalgia ini terlalu pilu dihadirkan hari ini. Saat kondisi yang telah berubah dan aku yang sulit move on mengingkari sang waktu.

Selamat hari ibu. Sayangi ibu, tengok wajah ibumu selagi kamu masih bisa melihatnya. Orang lain belum tentu sesayang itu.