Sejak tahun 1999 saya memang konsen terhadap pelestarian satwa liar, terutama burung. Lewat Kelompok Pemerhati Burung (KPB) Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan IPB terlibat aktif dalam upaya pelestarian burung-burung di Indonesia. Penambahan pengetahuan tentang species dan habitat, pengamatan langsung lewat Birdwatching sampai ikut aktif dalam kampanye penyelamatan dan perdagangan burung langka.
Insting itu seolah terkoneksi hingga sekarang yang sebenarnya sudah tidak lagi aktif dalam upaya penyelamatan burung di Indonesia. Pengamatan terhadap keberadaan burung-burung di lingkungan sekitar rumah tanpa sadar terus muncul. Koleksi field guide burung Indonesia dan binokular menjadi sisa masa lalu yang hingga kini masih ada.
Baca juga :
Prinsip menikmati nyanyian burung dialam bebas masih berlaku hingga saat ini. Pohon-pohon yang rindang disekitaran rumah adalah sangkar alami yang kami buat. Sangkar ini jauh lebih besar dari sekedar avitorium terbesar mana pun yang pernah dibuat manusia. Insting kepedulian lain yang pernah muncul adalah saat merespon keberadaan burung-burung air yang ada di Aloon-aloon Kota Blitar. Masalah ini sudah sering saya buat tulisan di blog ini.
Baca Juga :
- Burung dan Aloon-aloon Kota Blitar
- Koleksi Burung di Aloon-aloon Kota Blitar
- Identifikasi Jenis Burung yang Ada di Aloon-aloon Kota Blitar
- Memelihara Burung di Alam Bebas
Kadang saya berpikir, kenapa burung-burung itu silih berganti datang ke rumah? Tidak lah mungkin, kabar penyelamatan ini dikabarkan dari satu burung ke burung lain. Manusia bisa jadi seperti itu, tapi ini satwa liar. Saya tidak memahami jalur komunikasi mereka.
bersambuang Tamu-tamu dari Bangsa Aves
No comments: